MERANGKAI KEPINGAN NIRWANA DI TIMUR INDONESIA "PULAU GESER"
Tampak dari atas Pulau Geser dan Tanusang berdampingan dan jembatan menghubungkan keduanya (Dok: Instagram @KELEproject)
Di tengah Laut Banda terdapat pulau kecil bernama Geser. Salah satu pulau di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, adalah Pulau terapung Geser. Nama Pulau Geser sangat terkenal di Maluku dan Indonesia karena berbagai faktor strategis, termasuk geografis dan demografis serta sejarah perdagangan dengan Indonesia.
Selain memiliki mata pencaharian nelayan, pulau ini juga memiliki sumber daya mangrove yang kaya. Saat ini, ada sedikit informasi tentang sumber daya mangrove di wilayah Seram Timur, terutama di Pulau Keffing, Pulau Kwamor, dan Pulau Geser. Di daerah ini, mangrove terdiri dari dua jenis vegetasi: vegetasi mangrove dan vegetasi campuran (mangrove dan asosiasi mangrove).
Pulau Geser juga mempunyai destinasi terkenal mereka, yaitu Pantai Tanusang.
Pantai Tanusang Geser untuk dapat sampai kesini, pengunjung dapat menggunakan speed boat, namun sekarang telah dibangun jembatan penghubung antara Pulau Geser dan Tanusang, mengingat Pulau ini juuga merupakan salah satu ujung tombak untuk menarik wisatawan luar daerah maupun negara untuk datang. Pantai ini jelas dapat membuat siapa saja takjub dengan pemandangan berupa pasir timbul yang indah. Panjang pantai ini mencapai 400 m dan lebar sekitar 50 m. Dari atas, pengunjung akan dimanjakan dengan panorama indah karena pantai ini terlihat seperti ular yang mengapung di atas laut dengan keindahan yang di hiasi pohon-pohon di sekitar dan rumah-rumuh kecil untuk bisa berteduh saat hujan maupun panas.
Tanusang ini memiliki pasir putih merupakan tempat migrasi burung pelikan yang cukup banyak, aktifitas wisata yang dapat dilakukan adalah sunbathing, snorkeling, diving dan fishing dan bermain dengan burung pelikan yang bermigrasi dari Australia yang cukup bersahabat.
Pesona Tanusang selain pasir putihnya yang berada di tengah laut, semakin menakjubkan lagi adalah kejernihan air disekitar pulau ini, warnanya yang hijau tosca kebiruan sangat tidak membosankan untuk dipandang sepanjang waktu. Selain berjalan, berlari, ataupun mengabadikan momen diatas pasir putihnya, kita juga bisa melakukan aktifitas freedive, apabila kita prepare perlengkapan sendiri dapat pula snorkeling bahkan diving untuk melihat pemandangan underwater yang mengagumkan dan masih sangat alami ini.
Tanusang juga dapat digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi pengunjung yang melakukan perjalanan jauh; tidak mengherankan bahwa Tanusang sangat disukai oleh para perantau Geser. Di sini juga kita bisa berbagi cerita suka maupun duka dengan teman, keluarga, dan sahabat kita. Tidak mengherankan jika banyak orang yang mengunjungi pantai ini untuk sekedar menghilangkan penat. Pengunjung akan lupa dengan urusan duniawi mereka sebab di Tanusang, mata mereka dimanjakan kepingan ciptaan Tuhan yang tak sengaja jatuh ke Bumi.
semoga kedepannya Pulau Geser beserta masyarakatnya selalu terjaga dan terawat hingga kita bisa melestarikan sekeping surga dunia ini untuk generasi selanjutnya.
Maluku, bersama dengan pulau-pulau kecilnya, memang pandai menarik turis dengan pesonanya. Jika Anda ingin tahu bagaimana rasanya tinggal di pulau kecil dengan semua keunikannya, terutama Pulau Geser, ini adalah karakteristiknya!
Pertama, harga ikan sangat rendah. Karena namanya pulau, tentu saja dia dikelilingi laut. Harga ikan yang begitu murah menunjukkan banyaknya ikan. Harga ikan kakap merah empat sampai lima ekor bisa mencapai 15.000 rupiah. Anak-anak pesisir yang bersekolah di Pulau Geser seringkali bisa makan di akhir bulan dengan modal kail. Anda dapat memancing lauk di pelabuhan atau di belakang rumah jika Anda memiliki sagu atau beras.
Kedua, sayuran sangat mahal. Sayuran pulau tidak beragam dan mahal, berbeda dengan ikan. Harga sayur wortel dua biji bisa mencapai 20.000 hingga 25.000 rupiah. Ayam broiler berharga Rp50.000 per ekor. Harga ayam bisa naik hingga Rp150.000 jika stok ayam habis saat Lebaran dekat. Makan ikan secara teratur dapat meningkatkan kecerdasan, tetapi makan sayur secara berlebihan juga berbahaya bagi tubuh dan pencernaan.
Ketiga, menjadi mabuk laut. Sebagai anak yang dibesarkan di pulau kecil, kapal atau perahu adalah satu-satunya cara untuk keluar dari pulau. Kami harus beradaptasi dengan mabuk laut karena kondisi laut yang tidak menentu. Gelombang ombak yang kuat adalah teman perjalanan yang baik. Kami sering meminta bantuan nahkoda karena mesin kapal atau perahu mati di tengah laut.
Keempat, pengaturan lalu lintas. Hanya motor dan sepeda di pulau yang menyerupai huruf "G" yang ada. Itu benar; selain transportasi laut yang digunakan untuk menyeberangi pulau, tidak ada aturan lalu lintas dan tidak ada kemacetan yang mengerikan.
Kelima, ketersediaan air tawar. Jika kita tinggal di pulau kecil, kita akan menghadapi masalah air karena mendapatkan air tawar sangat sulit. Tidak mengherankan jika penjual air mengelilingi toko dengan gerobak berisi enam jerigen atau tiga puluh liter air. Air tawar biasanya diambil dari beberapa sumur.
Kehidupan di pulau kecil berbeda dengan kehidupan di kota, Jadi kamu pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Culture shock menjadi hal yang lumrah, namun seiring berjalannya waktu, membiasakan diri adalah kunci dari semua masalah.
Untuk menuju pulau Geser hanya bisa melalui jalur darat, karena belum terdapat bandara. Kalau masalah tempat tinggal Anda tidak perlu khawatir karena sudah terdapat penginapan dengan harga yang terjangkau. Namun terkadang ada juga warga yang mengajak para wisatawan untuk menginap dirumah mereka dengan gratis. Hanya saja terkadang para wisatawan sering ikut belanja bahan makanan sebagai ungkapan terimakasih. Dan itulah kebiaasan unik warga Pulau Geser.
Kelompok 2, Hilda Kristiani Nunumete, Kelas B, Ilkom 22
#Softnews #IndonesiaTimur #Maluku #SBT #PulauGeser #PantaiTanusang
Comments
Post a Comment