Eksplorasi Keindahan Dan Pesona Damai Danau Wae Ela Yang Menyentuh Hati
Sumber Naila Mahulauw
Salah satu spot wisata yang terletak di Negeri Lima, Kecamatan Leihitu , Maluku Tengah ini menjadi destinasi para wisatawan karena keasriannya. Namun siapa sangka, danau yang tenang ini terbentuk dari sebuah bencana alam yang terjadi pada 2012 silam.
Danau Wae Ela yang terbentuk akibat patahan gunung yang mengakibatkan longsor yang menutupi aliran air tersebut terjadilah danau di desa negeri lima, kurang lebih setahun setelah air sungai yang terhalang bongkahan gunung itu jebol dan menghantam hampir setengah dari Desa Negeri Lima. Musibah yang terjadi pada 25 Juli 2013 ini menyapu setidaknya 300 rumah warga. Setelah kejadian naas yang memakan 1 korban meninggal dunia, 1 dinyatakan hilang, dan 1 warga luka-luka itu menyisakan pilu pada warga negeri lima. Kini, hampir sepuluh tahun berlalu, waduk itu masih terbentuk. Sekitar 50 persen material sisa longsor silam masih membentuk danau.
Panorama alam yang ditawarkan disebut tidak kalah dengan obyek wisata Danau Toba di Sumatera Utara selain itu sering di katakan dengan Swisnya Maluku karena pemandangan yang menakjubkan dan memanjakan mata pengunjung "Udaranya sejuk hamparan pepohonan kicauan satwa alam yang berada di danau dan embun-embun pagi yang memanjakan mata dan menyegarkan tubuh di tambah dengan jernihnya air di Danau tersebut.
Muda-mudi yang datang berkelompok memilih mendirikan tenda dan berkemah, menghabiskan semalaman sambil membuat api unggun. Pagi harinya mereka melanjutkan untuk memancing Ikan mujair. Ada yang dilakukan sekadar hobi, ada juga hasil tangkapannya untuk dikonsumsi.
Danau Wae Ela juga dijadikan sebagai wisata permandian. Belum lengkap rasanya, jika belum nyebur. Seperti itulah kesannya, begitu melihat danau tenang berwarna hijau ini. Namun, pastikan benar-benar bisa berenang sebelum nyebur. Sebab, kedalaman airnya mencapai hingga 30m.
jalur ke Danau Wae Ela Berada di dataran Pulau Ambon, menjadikan Danau Wae Ela sering dikunjungi warga di daerah tersebut. Rute perjalanan ke danau dari pusat Kota Ambon, membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit menggunakan kendaraan beroda dua maupun empat.
Begitu tiba di Negeri Lima, pengguna kendaraan mobil harus berjalan kaki dari jalan utama melewati jalan tani menuju Danau Wae Ela. Namun, bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda dua, seperti motor, jalurnya bisa ditempuh sekitar 10 menit. Perjalanan kemudian dilanjutkan sekitar 30 hingga 1 jam, dengan rute menanjak.
Sebelum menuruni gunung, dengan tanda penunjuk jalan bertuliskan ‘Welcome to Danau Wae Ela’, pengunjung direkomendasikan untuk melihat pemandangan danau dari ketinggian. Jika pengunjung cukup berani untuk menaiki tebing batu di kawasan itu, pemandangan tersapu seluruh danau. Namun, jika tak cukup nyali, direkomendasikan untuk langsung menuruni gunung yang cukup terjal itu. Saat memasuki kawasan danau, visual wisatawan dimanjakan dengan warna hijau yang asri dan segar. Pepohonan rimbun mengelilingi danau, airnya yang tenang, membuat teduh dan menyenangkan.
Ada sejumlah papan imbauan yang dipasang warga lokal di hampir setiap sisi sungai. Salah satunya bertuliskan “Percuma bawa skincare di bendungan, kalo tidak care terhadap lingkungan".
“Teman-teman, yang paling penting adalah kita harus menjaga lingkungan, jangan membuang sampah di sini karena alamnya yang sangat indah. Lalu ketika kita mengotorinya dengan sampah-sampah bawaan kita lalu apa jadinya?,” Dengan kondisi tersebut, tidak heran banyak orang berwisata ke bendungan. Perjalanan yang cukup jauh dari pusat kota akan terbayar dengan semua keasrian yang terdapat di danau DAM Wae ela.
“kelompok 2, Malasari Salong, Kelas B, Ilkom 2022
#SoflNews #PesonaBendunganWaeEla #NegeriLima
Comments
Post a Comment